Jumat, 21 Januari 2011

Materi 5 : Sejarah Kelas XI IPA Semester 1(Tempat Asal para Pembawa Islam di Indonesia)


1. Marcopolo (1292), dalam perjalanan pulang dari negeri Cina kemudian mengunjungi Pulau Sumatera. Pelabuhan yang pertama dikunjungi adalah Ferlec (disamakan dengan Peureulak). Menurut Marcopolo Peureulak banyak dikunjungi oleh pedagang muslim.
2. Muhamad Ghor, merupakan tokoh penyebar Islam dari Gujarat. Para pedagang memiliki peranan penting dalam penyebaran Islam di Indonesia.
3.  Snouck Hurgronje, berpendapat bahwa pembawa Islam berasal dari Gujarat abad ke-13, diperkuat oleh J.P Mouquette yang melihat kesamaan batu nisan Malik Al-Shaleh dengan batu nisan yang ada di Cambay, Gujarat.
4. Ibn Batuta, menemukan adanya Sultan yang mengikuti upacara Syafei serta menemukan makam Islam di kota Samudera yang berangka tahun 1421.
5. Diego Lopez de Sequera, tahun 1509 mengunjungi Pasai yang merupakan pusat budaya dan ajaran Islam kemudian berkembang ke berbagai daerah di Indonesia.
6. Pijnappel, berpendapat bahwa pembawa Islam berasal dari Gujarat dan Malabar,     dengan alasan bahwa orang Arab yang bermahzab Syafei berimigrasi dan menetap kesuatu daerah yaitu Gujarat. Batu nisan Malik Al-Shaleh lebih mirip dengan batu nisan yang ada di Gujarat.
7.  Fattini, berpendapat bahwa batu nisan Malik Al-Shaleh yang berbeda dengan batu batu nisan yang ada di Gujarat. Batu nisan Malik Al-Shaleh lebih mirip dengan batu nisan yang ada di Benggala. Dengan demikian asal para penyebar Islam dari Indonesia adalah dari Benggala yang kini dikenal dengan sebutan Bangladesh.
8.  Morisson dan Arnold mengatakan bahwa masuknya Islam di Indonesia dibawa oleh orang-orang Coromandel dan Malabar
9.   Crawford dan Hamka berpendapat bahwa Islam berasal langsung dari Mekkah.
10. Husein Djajadingrat berpendapat bahwa Islam di Indonesia berasal dari  Persia, yang menitikberatkan pada tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia.
11. Sir Richard Winsted, menyatakan bahwa Parameswara (raja Malaka) telah memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Iskandar Syah. Hal ini dilakukan karena Malaka memiliki posisi strategis bagi perdagangan dan pelayaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar