Senin, 26 Februari 2018

Keberlanjutan tradisi Hindu-Buddha setelah keruntuhan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia



1)         Sistem birokrasi Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijya berkembang karena pesatnya perdagangan untuk membangun angkatan perang. Dalam prasasti terdapat keputusan lengkap dengan pemberian hadiah dan sangsi serta memuat ancaman dan kutukan yang ditujuan kepada keluarga sendiri dengan tujuan mengadakan pengawasan langsung  kepada daerah-daerah yang dikuasainya.
2)         Sistem birokrasi Kerajaan Mataram Hindu
Terdiri dari daerah pusat dan daerah watak 100 daerah. Pusat kerajaan untuk para raja, putra raja, kaum kerabat raja, dan pejabat tinggi. Daerah watak untuk para rakai atau pamgat sebagai pejabat tinggi.

3)         Sistem birokrasi Kerajaan Pajajaran
Dalam prasasti Siskandang Karesian menggambarkan sistem birokrasi pemerintahan pusat dipegang oleh raja dan dibantu mangkubhumi dibantu nu nangganan, dan raja daerah tinggi.
4)         Sistem birokrasi Kerajaan Bali
Raja dibantu Panglapuan, Somahanda Senapati di Panglapuan. Sejak Udayana memerintah raja dibantu oleh Pakiran-kiran I jeromakabehan. R. Gorris mengatakan bahwa para senapati disamakan dengan punggawa pada masa Kerajaan Gel-Gel dan Kerajaan Klungkung.Pagda abad ke-9 para senopati terdiri dari :
a.          Senopati Sarbwa, jabatan ini dipegang oleh Kiha, Kumpi adhi, dan Kumpi Dyah Sanat.
b.          Senopati Dinganga dipegang prajuna, atri dan cakra.
c.          Senopati Danda dipegang oleh Kumpi Maradoya.

5)         Sistem birokrasi kerajaan Majapahit
         Kekuasaan bersifat teritorial dan desentralisasi. Raja dipandang penjelmaan dewa di dunia dan memiliki otoritas politik paling tinggi.
a. Putra raja diberi kedudukan sebagai raja muda (bhatara Saptha Prabu yaitu lembaga pertimbangan kerajaan yang diketahui dalam Prasasti Singashari (1351) yang dikeluarkan oleh Gajah Mada. Negarakretagama menyebut Pahom Narendra. Dalam Kidung Sundayana menyebut dengan Saptha Prabu.Perintah raja diturunkan para pejabat Rakryan Mahamenteri Katrini, Rakryan Mantri I pakiran-kiran, Dharmadyaksa dan Dharma Upapathi.
b. Rakryan maha Menteri Katrini dipegang oleh putra raja terdiri dari tiga yaitu Rakryan Maha Mernteri I Hino, I Halu, I Sirikan.
c. Rakryan Maha Menteri Pakira-kiran terdiri Rakryan Mahapatih/ Rakryan Tumenggung, Rakryan Deng, Rakryan Rangga, Rakryan Pamnuruhan.
6)         Sistem  penguasaan tanah pada masa kerajaan Hindu Buddha.
            Semua yang ada di wilayah kerajaan menjadi milik kerajaan.
7)         Sistem pajak pada masa kerajaan Hindu Buddha.
            Pajak hasil bumi atau tanah, pajak usaha kerajinan.
8)         Arti pengerahan tenaga kerja kepada raja bagi rakyat
Karena raja dipandang sebagai penjelmaan dewa sehinga menimbulkan kesetiaan rakyat terhadap raja dan apa yang dikatakan raja harus ditaati.
9)         Arti penting perdagangan dan transfortasi bagi kehidupan kerajaan .
         Perdagangan hasil bumi dan lalu lintas perdagangan akan menyebabkan    berkembang dan pesatnya kerajaan

Faktor-faktor penyebab runtuhnya kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
1).Terdesaknya kerajaan sebagai akibat munculnya kerajaan yang lebih besar dan kuat. Seperti Kerajaan Sriwijaya diserang oleh Coladewa dari Kerajaan Colamandala. Majapahit diserang Kerajaan Demak
2) Tidak adanya peralihan kepemimpinan atau kaderisasi seperti pada zaman Majapahit.
3). Berlangsungnya perang saudara seperti Perang Paregreg  yang justru melemahkan kekuasaan kerajaan seperti Bre Wirabumi dengan Wikrama Wardhana.
4). Banyaknya daerah yang melepaskan diri.
5). Kemunduran ekonomi dan perdagangan.
6). Masyarakat mulai tertarik dengan agama  Islam yang disebarkan dari Malaka, Gresik dan Tuban.
7) Tradisi Hindu tidak dapat berkembang secara merata di wilayah Indonesia.

Pengaruh Sriwijaya hanya terbatas di wilayah bagian barat sedangkan pengaruh Majapahit hanya pada bidang politik saja, tidak mengembangkan bidang budaya dan agama pada daerah yang dikuasainya sehingga menyebabkan keruntuhan.
8) Tradisi Hindu Buddha setelah runtuhnya kerajaan Hindu Buddha di wilayah Indonesia
Pada masa Hindu dan Buddha tidak hilang begitu  saja meskipun terpengaruh Islam seperti; sesaji ke sawah, upacara persembahan.Rakyat Majapahit pindah ke Bali dengan menamakan diri Wong Majapahit mendesak Bali Asli ke daerah pedalaman seperti Trunyan, Tenganan, Tigawasa, Sidetapa, dan Sembiran.Agama Hindu di Bali disebut Hindu Dharma atau Hindu Bali. Dewa-dewa agamaHindu telah dimanifestasikan dalam Sang Hyang Widhi Wasa.

dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar