Senin, 26 Februari 2018

Kerajaan Kediri


1) Letak Geografis
Kerajaan Kediri merupakan Kerajaan Medang dengan pusat kerajaan terletak di tepi Sungai Brantas, Jawa Tengah. Ibukotanya Dahanapura. Berdiri abad ke-12 Masehi.
2)     Sumber Sejarah
    Sumber kerajaan Kediri antara lain ;
a)         Prasasti Banjaran (974 S)
b)         Prasasti Padlegan I (1083 S), yang dikeluarkan oleh Raja Bameswara
c)         Prasasti Panumbangan (1042 S/1120 M), yang dikeluarkan oleh Raja Bameswara
d)         Prasasti Candi Tuban (1052 S)
e)         Prasasti Tangkilan (1052 S)
f)           Prasasti Karang Reja (1056 S)
g)         Prasasti Talan (1058 S/1136 M), dikeluarkan oleh Raja Jayabaya
h)         Kitab Bharatayuda (109 S), ditulis pada zaman Jayabaya, untuk menggambarkan terjadinya perang antara Panjalu melawan Benggala.
i)           Kitab Wransancaya (Mpu Tanakung)
j)           Kitab Lubdaka, ditulis Empu Tanakung pada zaman Kameswara. Isinya tentang seorang pemburu bernama Lubdhaka. Ia banyak membunuh. Pada suatu ketika mengadakan perjamuan untuk dewa Syiwa, sehingga rohnya yang semestinya masuk neraka kemudian masuk surga.
k)         Kitab Wrtassancaya, di kararaang MpuTanakung
l)           Kitab Kresnayana, ditulis Mpu Triguna pada zaman Jayaswara. Isinya tentang perkawinan anatara Kresna dan Dewi Rukmini
m)       Kitab Sumana Santaka
n)         Kitab Bhomakavya, pengaragnya tidak jelas
o)         Kitab Hariwangsa dikarang Mpu Panuluh pada masa pemerintahan Jayabaya
p)         Prasati Sirah Keting (1104 M) yang memuat tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa oleh Raja Jayawarsa
q)         Prasasti  Ngantang (1135 M), yang menerangkan panjalu jayati atau panjalu menang, dan  menyebutkan tentang Raja Jayabaya yang memberikan hadiah kepada rakyat Desa Ngantang sebidang tanah yang bebas dari pajak.
r)      Prasasti Jaring (1181 M), dari Raja Gandra yang memuat tentang sejumlah nama-nama hewan seperti Kebo Waruga, dan Tikus Jinada.
s)     Prasasti Kamulan (1194 M), yang menyatakan bahwa pada masa Raja Kertajaya. Kerajaan Kediri telah berhasil mengalahkan musuh yang telah memusuhi istana di katang-katang.
b) Berita Asing
3)       Kehidupan Politik
Kehidupan politik pada Kerajaan Kediri ditandai dengan adanya perang saudara anatara Samarawijaya (Panjalu) dengan Panji Garasakan (Jenggala)
Raja-raja yang pernah berkuasa :
a)     Samarawijaya
b)     Sri Maharaja Rakai Sirikan Prameswara Sakalabhuanatustikarana Sarwwaniwaryya Parakrama Digjayotungga Dewa.\
c)     Sri Bameswara (117-1130 M) , banyak meninggalkan prasasti seperti ditemukan di daerah Tulungagung dan Kertosono. Prasasti –prasasti banyak memuat maslah keagamaan.
d)     Sri Maharaja Sri Warmmeswara Suhrshingha Parakrama Digjayatunggadewanama Jayabaya (1135-1157 M), merupakan raja terbesar dari Kerajaan Kediri
e)     Sri Maharaja Rakai Sirikan Sarwweswara Janarddhanawataa Wijayagrasama Singhandani Wiryyaeiryya Parakrama Digjayotungga Dewana
f)      Sri Maharaja Rakai Sirikan Sarwweswara Janarddhanawataa Wijayagrasama Singhandani Wiryyaeiryya Parakrama Digjayotungga Dewana
g)     Sri Maharaja Rakai Hino Sri Aryyeswara Madhusudanawatarijaya muka ….Salakabhuwana…Niwaryya Parakatunggadewanama (1089-1100 S)
h)     Raja Gandra 1181 M dapat diketahui dari Prasasti jaring, yaitu ptenatng penggunaan nama hewan dalam sistem kepangkatan seperti gajah, kebo,dan tikus, Nama-nam tersebut untuk meninujukan tinggi rendahnya pangkat tersebut.
i)      Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawatta Aniwarryyawiryya Parakrama Digjayotunggadewana tahun (1104-1107 S)
j)      Sri Maharaja Sri Sarweswara Tiwikkramawataran dita Sringalenacana Digjahotunggadewanama (Raja Kertajaya atau Srengga) tahun 1107-1144 Saka.
4)       Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kediri cukup baik karena kesejahteraan rakyat meningkat, masyarakat hidup tenang. Dalam kitab Ling-wai-tai-ta (1178) karya Chou-Ku-fei yang menerangkan bahwa orang-orang Kediri memakai kain sampai lutut, rambutnya di urai, rumah-rumah telah teratur dan bersih, lantai ubinnya berwarna hijau dan kuning. Pertanian dan perdagangan telah maju, orang-orang yang salah didenda dengan emas. Pencuri dan perampok dibunuh, telah digunakan mata uang perak, orang sakit tidak menggunakan obat tapi memohon kesembuhan pada Dewa atau kepada Buddha. Tiap bulan ke-5 diadakan pesta air, alat musik yang digunakan berupa seruling, gendang, dan gambang dr kayu. Dengan kehidupan masyarakatnya yang aman dan damai maka seni dapat berkembang antara lain kesusastraan yang paling maju adalah seni sastra terutama Jawa kuno. Namun, karya-karya sastra pada masa Kerajaan Kediri kurang mengungkap keadaan pemerintahan dan masyarakat pada zamannya. Pada masa Kameswara perkembangan karya sastra mencapai puncak kejayaannya.
5)       Kehidupan Ekonomi
Kediri merupakan Kerajaan agraris maritim. Perekonomian Kediri bersumber atas usaha perdagangan, peternakan dan pertanian untuk masyarakat yang hidup di daerah pedalaman. Sedangkan yang berada di pesisir hidupnya bergantung dari perdagangan dan pelayaran. Mereka telah mengadakan hubungan dagang dengan Maluku dan Sriwijaya. Kediri terkenal sebagai penghasil beras, kapas dan ulat sutra. Kerajaan Kediri cukup makmur, hal ini terlihat pada kemampuan Kerajaan yang memberikan penghasilan tetap pada para pegawainya walaupun hanya dibayar dengan hasil bumi. Keterangan tersebut berdasarkan kitab Chi-fan-Chi  (1225) karya Chau Ju-kua mengatakan bahwan Su-ki-tan yang merupakan bagian dari She-po(Jawa) telah memiliki daerah taklukkan. Para ahli memperkirakan Su-ki-tan adalah sebuah Kerajaan yang berada di Jawa Timur, dan yang tak lain dan tak bukan adalah Kerajaan Kediri. Mungkin juga Su-ki-tan  sebagai kota pelabuhan yang telah dikenal para pedagang dari luar negeri, termasuk Cina.
6)       Kehidupan Budaya
Kerajaan Kediri adalah memiliki hasil karya sastra berupa kitab sastra seperti kitab Kakawin Bharatayudha yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh yang menceritakan tentang kemenangan Kediri (Panjalu) atas Janggala. Kitab Kresnayana dikarang oleh Mpu Triguna pada zaman Jayawarsa yang menceritakan mengenai perkawinan antara kresna dan Dewi Rukmini. Kitab Smarandana dan Kitab Lubdhaka.
Kronik Cina juga banyak memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat dan pemerintahan Kediri yang tidak ditemukan dari sumber lain. Berita tersebut disusun melalui kitab yang berjudul Ling-\wai-tai-ta yang ditulis oleh Choi-ku-fei tahun 1178 M dan kitab Chi-fan-Chi yang ditulis oleh Chau-ju-kua tahun 1225 M.

7)       Keruntuhan Kediri
Kertajaya atau Dandang Gendisadalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana Garuda Mukha seperti Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga tidak disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam masa pemerintahannya, terjadi pertentangan antara dirinya dan para Brahmana hal inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan Kediri.
Pertentangan itu disebabkan Kertajaya dianggap telah melanggar adat dan memaksa kaum brahmana menyembahnya sebagai Dewa. Para Brahmana kemudian meminta perlindungan pada Ken Arok di Singosari. Kebetulan Ken Arok juga berkeinginan memerdekakan Tumapel (Singosari) yang dulunya merupakan bawahan Kediri. Tahun 1222 pecahlah pertempuran antara prajurit Kertajaya dan pasukan Ken Arok  di desa Ganter. Dalam peperangan ini, pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan prajurit Kertajaya. Dengan demikian berakhirlah masa Kerajaan Kediri, yang sejak saat itu menjadi bawahan Kerajaan Singosari. Runtuhnya kerajaan Panjalu-Kediri pada masa pemerintahan Kertajaya dikisahkan dalam Kitab Pararaton dan Kitab Negarakertagama




Tidak ada komentar:

Posting Komentar