Senin, 26 Februari 2018

Historiografi Tradisional


Historiografi tradisional adalah karya tulis sejarah yang dibuat oleh para pujangga dari suatu kerajaan, baik itu kerajaan yang bernafaskan Hindu/Budha maupun kerajaan/kesultanan yang bernafaskan Islam tempo dulu yang pernah berdiri di Nusantara Indonesia.
Seperti kita ketahui di Nusantara Indonesia, bahwa sejak awal bangsa Indonesia memasuki zaman sejarah, diiringi pula dengan berdirinya kerajaan-kerajaan terutama yang dominan dipengaruhi oleh budaya hindu dan budha. Contohnya di Kalimantan berdiri kerajaan Hindu Kutai, di Jawa Barat bediri kerajaan Tarumanegara,  Galuh Medang Kamulyan,  Adiyawarman dan lain-lain. Di Jawa Tengah terdapat Kerajaan Medang Kamulani, Mataram Hindu, dan di Jawa Timur ada kerajaan Singosari, Blambangan,  dan lain-lain. Memasuki abad ke-7, di Nusantara Indonesia, bediri pula kerajaan-kerajaan yang lebih besar wilayah kekuasaannya seperti kerajaan Pajajaran, Galuh, Sunda, Sriwijaya, Majapahit, Mataram Hindu dan lain-lain.  Pada dasarnya di kerajaan-kerajaan tersebut ada khusus orang-orang yang ditugaskan oleh raja untuk menulis sejarah yaitu dengan gelar Pujangga (Sejarawan Keraton).
Karya-karya sejarah yang ditulis oleh para pujangga dari lingkungan keraton ini hasil karyanya biasa disebut Historigrafi Tradisional. Contoh karya sejarah yang berbentuk historiografi tradisional yang ditulis oleh para pujangga keraton dari kerajaan hindu/budha sebagai berikut :
1. Babad Tanah Pasundan,
 2. Babad Parahiangan,
3. Babad Tanah Jawa,
 4. Pararaton,
5. Nagarakertagama,
6. Babad Galuh,
7. Babad Sriwijaya

Sedangkan karya historiografi tradisional yang ditulis para pujangga dari kerajaan Islam diantaranya :
 1. Babad Cirebon yaitu karya dari Kerajaan Islam Cirebon,
2. Babad  Banten yaitu karya dari Kerajaan Islam Banten,    
3. Babad Dipenogoro yaitu karya yang mengisahkan kehidupan Pangeran Diponegoro,
 4. Babad Demak yaitu karya tulis dari Kerajaan Islam Demak,
 5. Babad Aceh dan lain-lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar